Friday, March 9, 2012

Sinopsis Novel "Midah Si Manis Bergigi Emas" Karya Pramoedya Ananta Toer

Buku Pramoedya ini menggambarkan perjalanan hidup seorang wanita (Midah) yang begitu menyentuh. Midah seorang gadis manis anak Haji Abdul pedagang dari kampung Cibatok tetapi sudah tinggal di Jakarta. Kehadirannya di dunia ini begitu dinanti oleh kedua orang tuanya,  sebelum lahir adik-adiknya, Midah begitu dimanja dan dikasihi orang tuanya. Tetapi begitu adik-adiknya lahir, kasih sayang dan kemanjaan yang dulu sempat dikecapnya tak pernah dirasakannya lagi. Hingga pada akhirnya ia mencari sendiri kebahagiaan diluar rumah. Kesenangannya akan musik juga berubah jalur, dimana semenjak kecil ayahnya selalu memperdengarkan lagu-lagu Umi Kalsum, Midah pun mulai menyukai lagu-lagu keroncong yang lebih mengena dihatinya. 
 
Sang ayah yang merasa tidak sesuai dengan selera musik Midah, merusak koleksi piringan hitam lagu-lagu keroncong Midah, hal itu menorehkan luka di hati Midah. Beranjak dewasa Midah dijodohkan oleh ayahnya yang seorang haji dengan kenalannya yang seorang haji juga. Akhirnya Midah dikawinkan dengan Haji Terbus dari kampung Cibatok. Orangnya gagah, makmur, tegap, berkumis lebat dan bermata tajam. Sayang Midah baru tahu istrinya sudah banyak ketika dia sudah hamil tiga bulan. Midah pun lari dari suaminya. Merasa tidak menemukan kedamaian dalam pernikahannya, Midah pun melarikan diri dari suaminya dengan membawa buah hatinya yang masih dalam kandungan.

Di sinilah konflik bermula saat Midah yang terbiasa hidup berkecukupan sekarang meninggalkan semua kemewahannya dan hidup melanglang buana tanpa tahu harus tinggal dimana. Tidak berani langsung ke rumah orang tuanya, Midah menuju rumah Riah, pembantunya dulu. Riah menyampaikan kabar ini kepada haji Abdul. Reaksinya marah sehingga Midah terpaksa pergi. Dia lantas bertemu dan bergabung dengan sebuah kelompok pengamen keroncong. 

Dalam keadaan hamil Midah, yang dipanggil si manis, ikut berkeliling untuk menyanyi. Di tengah kesulitan – tidak punya uang dan tidak punya suami- Midah melahirkan anaknya. Bidan dan karyawan rumah sakit memperlakukannya dengan sinis dan kejam. Ketika mau keluar, bayinya telanjang, tidak diberi pakaian apapun. Di penginapan tempat rombongan pengamen tidur dia disambut dengan dingin. Tapi kepala rombongan mau mengawininya. Midah bingung karena dia belum resmi cerai. Dia menolak sehingga dia dibenci. Ketika sedang menyusui anaknya, Midah bertemu Riah. Midah tidak mau diajak pulang. Riah mengikuti dan melihat bagaimana anak mantan majikannya mengamen keliling. Untuk memenangkan persaingan dengan Nini penyayi lain di rombongan, Midah pasang gigi emas.

Akibatnya konflik menajam dan dia tinggalkan rombongan itu. Midah sangat menyayangi anaknya dan perjuangannya tak hanya sampai di situ. Midah tak kenal lelah, Midah sangat menyayangi anaknya dan perjuangannya tak hanya sampai disitu. Berita tentang Midah sampai ke Haji Abdul yang sudah surut usahanya. Dia terguncang. Dengan sedih dicarinya Midah ke berbagai tempat. Sayang usahanya gagal sehingga dia jatuh sakit. Siang malam Haji Abdul tenggelam dalam zikir. Midah menyanyi di daerah Jatinegara.

Hati Midah yang kosong akan hadirnya seorang laki-laki akhirnya menemukan sang pujaan hati, seorang polisi yang bernama Ahmad, dia yang dulu pernah membela Midah dari perlakuan kasar orang-orang di dalam rombongan keroncongnya. Kebetulan juga polisi ini juga menyukai seni musik dan memperkenalkan Midah pada dunia radio dan mengajak Midah menyanyi di sana. Dia melatih Midah menyayi. Midah akhirnya menyayi di radio. Suatu ketika orang tuanya mendengarkan. Ibunya lantas mencarinya. Akhirnya dia temukan rumah Midah. Ketika dia datang hanya bertemu Rodjali anak Midah. Rodjali dibawanya pulang.

Midah merasakan kedamaian di dekat sang polisi ini dan tanpa diragukannya lagi, Midah mencurahkan segala rasa yang dimilikinya kepada pujaan hatinya. Sampai-sampai Midah rela menyerahkan tubuhnya kepada sang pujaan hati.

Suatu hari Midah sampaikan pada Ahmad bahwa dia sudah hamil. Saat Midah positif mengandung anak dari sang polisi ini, ia pun menyampaikannya dan meminta pengakuan atas sang jabang bayi ini, sungguh tak disangka reaksi dari pujaan hatinya, dia menuduh Midah sengaja menjebaknya dan mengatakan bahwa janin yang bersemayam dikandungan Midah bukanlah anaknya karena banyak laki-laki yang dekat pada Midah dan Midah dituduhnya yang tidak-tidak.

Bukan Midah namanya bila tidak tegar menghadapi semua ini, meskipun air mata bercucuran Midah hanya minta dikuatkan hatinya dan tetap berjuang mempertahankan buah cintanya dengan sang polisi. Akhirnya Midah kembali ke rumah orang tuanya, sekalipun Midah sudah kembali ke rumah orang tuanya, ia tetap merasa tak pantas untuk tinggal di sana karena kandungannya yang tak berayah akan menjadi hinaan orang bagi keluarganya. Midah akhirnya menitipkan anak pertamanya pada orang tuanya, supaya si anak mendapatkan perlindungan dan kasih sayang yang sepantasnya dia dapat. Midah tetap memutuskan untuk meninggalkan rumah dengan membawa anak keduanya yang belum lahir.

Kekecewaannya terhadap sang pujaan hati membawa Midah untuk mencari pelampiasan cintanya dari satu laki-laki ke laki-laki yang lain. Ironi sekali nasib yang dialami Midah.

--------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber: afifah rinjadi, Blog Mahasiswa Universitas Brawijaya 

No comments:

Post a Comment