Cinta Suci Zahrana bercerita tentang Dewi Zahrana, seorang wanita
cantik dan berprestasi di bidang arsitektur. Artikel yang ia tulis di
jurnal ilmiah dan diterbitkan oleh RMIT Melbourne, Australia ternyata mendapatkan apresiasi yang sangat luas dari pakar arsitektur dunia.
Puncaknya, ia diundang ke Beijing untuk memperoleh penghargaan level internasional dari School of Architecture, Tsinghua University, sebuah universitas ternama di Cina. Tentu saja tidak mudah mendapat penghargaan dan pengakuan prestisius seperti ini.
Di Asia Tenggara, dialah orang pertama yang meraihnya. Ia tidak hanya
mengangkat martabat keluarga, tetapi juga mengangkat martabat bangsa
dan negara. Ya, martabat bangsa dan negara yang bernama Indonesia dan
sangat dicintainya.
Ia telah mendapatkan puluhan email ucapan selamat. Dari sesama dosen
sejawat di kampus serta yang telah mengajarnya dahulu. Ada juga dari
teman-teman kuliahnya dulu, bahkan dari Menteri Pendidikan Nasional
Indonesia. Di kalangan akademisi fakultas teknik, khususnya jurusan
arsitektur di Indonesia, ia sedang menjadi bintang dan bahan
perbincangan.
Banyak yang tidak menyangka tulisan artikel ilmiahnya mampu tembus
dan diterbitkan oleh sejumlah jurnal di luar negeri. Tidak hanya oleh RMIT Melbourne, tetapi juga oleh NUS, UCLA, ANU, MIT, Utrecht University, dan Osaka Institute of Teknology.
Ia tidak pernah kuliah di luar negeri. Ia adalah murni produk dalam
negeri. Menyelesaikan S1 di fakultas teknik UGM dan S2 di ITB. Ia ingin
menunjukkan bahwa lulusan dalam negeri pun bisa setara, bahkan
mengalahkan lulusan luar negeri.
Namun semua jerih payah dan prestasi membanggakan tersebut sedikitpun
tidak membuat kedua orang tuanya bangga. Masih ada yang mengganjal di
benak mereka. Diumurnya yang telah berkepala tiga, Zahrana belum juga
menikah dan membina rumah tangga. Sebagai anak semata wayang, kedua
orang tuanya tidak lagi membutuhkan sederetan piagam penghargaan
internasional. Yang mereka inginkan ialah, melihat Zahrana bersanding di
pelaminan dan dapat segera menimang cucu.
Padahal sudah banyak pria yang berusaha mendekatinya. Tapi lagi-lagi,
semuanya itu ia tolak dengan halus. Dengan alasan ia masih ingin
menimba ilmu. Lambat laun kedua orang tuanya pun tidak luput dari
gunjingan para warga. Yang mengatakan kalau Zahrana, anaknya adalah
seorang perawa tua.
Tidak mudah bagi Zahrana untuk melaluinya. Berbagai cobaan terus saja
datang menghampiri dirinya. Seakan tak rela melihat dirinya bahagia dan
menemukan pasangannya. Hingga akhirnya, dengan bersusah payah dan penuh
liku-liku perjuangan, Zahrana pun mampu bangkit dan mengatasinya
semuanya. Siapakah pria yang paling beruntung mendapatkan hati dan
cintanya tersebut ?
No comments:
Post a Comment