Thursday, May 8, 2014

Metode Penelitian Bahasa: Metode Agih, Teknik Dasar dan Lanjutan



Download artikel : "Metode Penelitian Bahasa: Metode Agih, Teknik Dasar dan Lanjutan"
DOWNLOAD


-------------------------------------------
Dalam penelitian ilmiah seorang peneliti harus melewati tiga tahapan, yaitu: penyediaan data, penganalisisan data yang telah disediakan itu, dan penyajian hasil analisis data yang bersangkutan. 

Tahap penyediaan data merupakan upaya sang peneliti menyediakan data secukupnya. Data di sini dimengerti sebagai fenomena lingual khusus yang mengandung dan berkaitan langsung dengan masalah yang dimaksud. 

Data yang demikian itu, substansinya dipandang berkualifikasi valid atau sahih dan reliable atau terandal. Upaya penyediaan data itu semata-mata untuk dan demi kepentingan analisis. (Sudaryanto, 1993: 5-6)

Setelah tahap penyediaan data dilakukan, maka data yang sudah terkumpul mulai dianalisis. Tahap analisis data ini merupakan upaya sang peneliti menangani langsung masalah yang terkandung pada data. Analisis itu dimulai tepat pada saat penyediaan data tertentu yang relevan selesai dilakukan; dan analisis yang sama diakhiri atau boleh dipandang berakhir manakala kaidah yang berkenaan dengan objek yang menjadi masalah itu telah ditemukan. Tahap analisis data merupakan tahap yang paling penting dan sentral.

Metode yang dapat digunakan dalam upaya menemukan kaidah dalam tahap analisis ada dua, yaitu metode padan dan metode agih. Dalam metode padan, alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan. Sedangkan metode agih, alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Teknik pada metode padan maupun metode agih dapat dibedakan menjadi dua: teknik dasar dan teknik lanjutan. (Sudaryanto, 1993)

Tulisan ini membahas analisi data dengan menggunakan metode agih beserta teknik dasar dan teknik lanjutannya.

Metode agih adalah metode analisis data yang alat penentunya justru bagian dari bahasa itu. Alat penentu dalam rangka kerja metode agih itu selalu berupa bagian atau unsur dari bahasa objek sasaran penelitian itu sendiri, seperti kata (kata ingkar, preposisi, adverbia), fungsi sintaksis (subjek, objek, predikat), klausa, silabe kata, titinada, dan yang lain. (Sudaryanto, 1993: 15-16)

Teknik pada metode agih dapat dibedakan menjadi dua: teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar metode agih disebut teknik bagi unsur langsung atau teknik BUL. Teknik lanjutan pada metode agih menurut Sudaryanto (1993: 36) setidaknya ada tujuh macam, yaitu :
  1. Pelesapan, delesi, atau teknik lesap; 
  2. Penggantian, subtitusi, replasemen, atau teknik ganti; 
  3. Perluasan, ekspansi, ekstensi, atau teknik perluas; 
  4. Penyisipan, interupsi, atau teknik sisip; 
  5. Pembalikan, permutasi, atau teknik balik; 
  6. Pengubahan wujud, parafrasa, atau teknik ubah ujud; dan 
  7. Pengulangan, repetisi, atau teknik ulang.

A. Metode Agih: Teknik Dasar
Teknik dasar metode agih disebut teknik bagi unsur langsung atau teknik BUL. Disebut demikian karena cara yang digunakan pada awal kerja analisis ialah membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur; dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud. Adapun alat penggerak bagi alat penentu ialah daya bagi yang bersifat intuitif (intuisi kebahasaan).
  • Dia baru datang ke sini tadi pagi.
Kalimat di atas dapat dibagi menjadi empat unsur, yaitu: (a) dia, (b) baru datang, (c) ke sini, dan (d) tadi pagi. Kalimat tersebut tidak bisa apabila dibagi menjadi (a) dia baru, (b) datang ke, (c) sini tadi, dan (d) pagi.

Hasil penggunaan teknik BUL untuk sebuah satuan lingual tidak harus hanya satu macam saja, melainkan dapat bermacam-macam. Seandainya sebuah satuan lingual data dapat dibagi menjadi empat unsur, maka ada banyak kemungkinan yaitu: (1) empat unsur, (2) tiga unsur, dan (3) dua unsur. Hal itu, bersangkutan dengan kepentingan; unsur mana yang akan dalam analisis.

Bertolak dari penggunaan teknik dasar BUL yang menghasilkan unsur-unsur itulah baru dapat digunakan teknik-teknik lanjutannya.

 
B. Metode Agih Teknik Lanjutan
1. Teknik Lesap
Teknik lesap dilaksanakan dengan melesapkan unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan. Misalnya, satuan lingual data ABCD dengan menggunakan teknik lesap akan didapat: ABC, ABD, ACD, atau BCD.
  • Saya belajar di rumah menjadi Saya belajar.

2. Teknik Ganti
Teknik ganti dilaksanakan dengan menggantikan unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan dengan “unsur” tertentu yang lain di luar satuan lingual yang bersangkutan. Misalnya, satuan lingual data ABCD dengan menggunakan teknik ganti akan didapat: ABCS, ABSD, ASCD, atau SBCD (S = subtitutor atau unsur penggantin).
  • Saya belajar di rumah menjadi Kami belajar di rumah.

3. Teknik Perluas
Teknik perluas dilaksanakan dengan memperluas satuan lingual yang bersangkutan ke kanan atau ke kiri, dan perluasan itu menggunakan “unsur” tertentu. Misalnya, satuan lingual data ABCD dengan menggunakan teknik perluas akan didapat: ABCDE, atau EABCD (E = ekspansor atau unsur pemerluas).
  • Saya belajar di rumah menjadi Saya belajar di rumah tadi malam

4. Teknik Sisip
Teknik sisip dilaksanakan dengan menyisipkan “unsur” tertentu di antara unsur-unsur lingual yang ada. Misalnya, satuan lingual data ABCD dengan menggunakan teknik sisip akan didapat: ABCID, ABICD, atau AIBCD (I= interuptor atau unsur penyisip). 
  • Saya belajar di rumah menjadi Saya tidak belajar di rumah.

5. Teknik Balik
Teknik balik tidak mengubah jumlah serta wujud unsur satuan lingual yang ada. Yang berubah hanyalah wujud satuan lingualnya sebagai satu keseluruhan, karena unsur yang ada berpindah tempatnya dalam susunan beruntun. Misalnya, dengan menggunakan teknik balik itu, satuan lingual yang berunsurkan ABCD, antara lain akan menjadi ABDC, ACDB, BACD, BCDA, atau DABC.
  • Saya belajar di rumah menjadi Saya di rumah belajar.

6. Teknik Ubah Ujud
Teknik ubah ujud mengakibatkan berubahnya wujud salah satu atau beberapa unsur satuan lingual yang bersangkutan. Misalnya, satuan lingual data ABCD dengan menggunakan teknik sisip akan didapat: CBAD, atau CBDA; akan tetapi B dan A juga berubah wujud, meskipun elemen intinya masing-masing sama.
  • Ia memuatkan barang-barang itu ke dalam mobil menjadi Barang-barang itu dimuatkan ke dalam mobil olehnya.

7. Teknik Ulang
Teknik ulang digunakan dengan mengulang unsur satuan lingual yang bersangkutan. Jadi, ada semacam penambahan seperti halnya dalam pelaksanaan teknik perluas; hanya saja, penambahannya itu identik dengan unsur yang sudah ada. Misalnya satuan lingual data ABCD dapat dihasilkan bentuk: ABCDD, ABCCD, ABCDABCD, ABCDCD.
  • Bapak silakan duduk menjadi Bapak-bapak silakan duduk. (teknik ulang bentuk)
  • Kamu cantik menjadi Kamu cantik jelita. (teknik ulang makna)
SIMPULAN
Metode agih adalah metode analisis yang alat penentunya justru bagian dari bahasa itu. Alat penentu dalam rangka kerja metode agih itu selalu berupa bagian atau unsur dari bahasa objek sasaran penelitian itu sendiri, seperti kata, fungsi sintaksis, klausa, silabe kata, titinada, dan yang lain.

Teknik pada metode agih dapat dibedakan menjadi dua: teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar metode agih disebut teknik bagi unsur langsung atau teknik BUL. Teknik lanjutan pada metode agih setidaknya ada tujuh macam, yaitu: teknik lesap, teknik ganti, teknik perluas, teknik sisip, teknik balik, teknik ubah ujud, dan teknik ulang.

 
DAFTAR PUSTAKA
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.


-------------------------------------------

Download tulisan di atas: "Metode Penelitian Bahasa: Metode Agih, Teknik Dasar dan Lanjutan"
DOWNLOAD



1 comment: