Monday, July 18, 2011

Skripsi: Tindak Tutur Perlokusi dalam Wacana Cerita Rakyat Si Kabayan ’’Memancing Ikan di Atas Pohon Kelapa"

Hernawati, Titik. 2007. "Tindak Tutur Perlokusi dalam Wacana Cerita Rakyat Si
Kabayan 'Memancing Ikan di Atas Pohon Kelapa'". Skripsi. Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Haryadi, M.Pd; Pembimbing II:
Drs. Hari Bakti M., M.Hum.

Abstrak

Perkembangan teknologi membuat tradisi bercerita dalam masyarakat
menghilang, sehingga muncul gagasan untuk mengumpulkan cerita yang telah
berkembang dalam masyarakat untuk kemudian ditulis menjadi buku kumpulan
cerita. Hal ini menginspirasi penulis untuk meneliti tindak tutur yang ada pada cerita
rakyat Si Kabayan “Memancing Ikan di Atas Pohon Kelapa”,dengan alasan selain
telah dikenal masyarakat luas cerita yang ditampilkan juga sangat menarik dan yang
paling penting dalam wacana ini penulis menyertakan tuturan-tuturan tokoh, terutama
berupa tindak tutur perlokusi karena sebagian besar tuturan antartokoh yang ada
dalam cerita tersebut ternyata menimbulkan efek tertentu pada mitra tuturnya.


Dalam penelitian ini penulis merumuskan empat masalah, yaitu (1) jenis
tindak tutur perlokusi apa saja yang terdapat dalam wacana cerita rakyat Si Kabayan
“Memancing Ikan di Atas Pohon Kelapa ?”, (2) fungsi apa saja yang terdapat dalam
wacana tersebut?, (3) efek apa saja yang terjadi setelah penggunaan tuturan perlokusi
dalam wacana?, (4) bagaimanakah hubungan antara fungsi tuturan perlokusi dengan
efek yang terjadi setelah penggunaan tuturan perlokusi dalam wacana tersebut?.


Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan jenis tindak tutur perlokusi yang terdapat
dalam wacana cerita rakyat Si Kabayan “Memancing Ikan di Atas Pohon Kelapa”,
(2) mendeskripsikan fungsi tindak tutur perlokusi yang terdapat dalam wacana
tersebut, (3) mengidentifikasikan efek yang terjadi setelah penggunaan tindak tutur
perlokusi dalam wacana tersebut dan (4) mengidentifikasikan hubungan antara fungsi
uturan perlokusi dengan efek yang terjadi setelah penggunaan tindak tutur perlokusi
dalam wacana cerita rakyat tersebut.


Pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan pragmatis sebagai pendekatan
teoretis serta pendekatan deskriptif dan kualitatif sebagai pendekatan metodologis.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode dan teknik pengamatan dan pencatatan.
Metode analisis data yang digunakan adalah metode normatif yang penggunaannya
didasarkan pada fakta atau fenomena yang ada, meliputi ciri tuturan perlokusi, jenis
tuturan perlokusi, fungsi tuturan perlokusi, efek tuturan perlokusi, serta merumuskan
hubungan antara fungsi perlokusi dengan efek yang terjadi pada mitra tuturnya.


Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam wacana cerita rakyat Si Kabayan
“Memancing Ikan di Atas Pohon Kelapa” ditemukan jenis tindak tutur perlokusi
konstatif, performatif, lokusi, ilokusi, representatif, direktif, ekspresif, komisif, isbati,
langsung, tidak langsung, harfiah, tidak harfiah, dan vernakuler. Fungsi dalam tuturan
tersebut, yaitu fungsi representatif meliputi fungsi representatif menyatakan,
menunjukkan, mengakui, menyebutkan, meyakini dan memberitahukan. Fungsi
direktif menyuruh, meminta, memohon, mengajak, mendesak dan menyarankan.
Fungsi ekspresif memuji, menyalahkan, bersyukur, mengeluh, dan berharap. Fungsi
komisif berjanji, fungsi isbati melarang dan mengabulkan. Efek dalam wacana
tersebut meliputi efek positif maklum, melegakan, tertarik, terdorong, menyenagkan,
sabar, menurut, bangga. Efek negatif malu, curiga, marah, tersinggung, sedih, tidak
percaya dan menertawakan. Efek tindakan membangunkan, beranjak, diam, tertawa,
pergi, dan bengong. Hubungan antara fungsi dan efek meliputi efek yang sesuai

dengan fungsi, yaitu melakukan yang disuruh/disarankan, percaya, takjub, mematuhi
larangan. Efek yang tidak sesuai dengan fungsi, yaitu fungsi menyuruh-efek
berbohong, fungsi menyatakan atau meminta-efek marah, menunjukkan-jengkel,
fungsi menyarankan-efek tersinggung, fungsi mendesak-efek bersabar.


Berdasarkan hasil tersebut, Penulis menyarankan penelitan selanjutnya akan
lebih baik jika dilakukan pada cerita lisan, dapat menggunakan teori tindak tutur lain
serta akan lebih baik jika dapat ditemukan hal baru yang dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan bahasa.



Kata kunci: tindak tutur, perlokusi, wacana, cerita rakyat

No comments:

Post a Comment