Sunday, February 27, 2011

Stilistika


Stilistika adalah ilmu yang mempelajari tentang gaya bahasa. Dalam kamus linguistik, stilistika adalah ilmu yang menyelidiki bahasa yang dipergunaka dalam karya sastra; ilmu interdisipliner antara linguistik dan kesusastraan (Kridalaksana, 2001: 202).

Gaya bahasa menurut Slamet Muljono (dalam Pradopo, 2001: 93) adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul dan hidup dalam hati penulis, yang menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca. Gaya bahasa merupakan cara penggunaan bahasa secara khusus untuk mendapat efek tertentu. Dalam karya sastra efek ini adalah efek estetik yang akan membuat karya sastra akan memiliki nilai seni. Nilai karya sastra bukan semata-mata disebabkan oleh gaya bahasa, bias juga karena gaya cerita atau penyusunan alurnya. Namun demikian gaya bahasa gaya bahasa sangat besar sumbangannya kepada pencapaian nilai seni karya sastra.

Suatu cara penggunaan bahasa untuk memperoleh efek estetis adalah unsur retorika. Macam-macam unsur retorika meliputi pemajasan, penyiasan, struktur, pencintaan dan kohesi. Namun dalam makalah ini penulis hanya menganalisis pemajasan saja. Jenis bahasa kiasan dalam bahasa Indonesia ada bermacam-macam menurut Keraf (2006: 115-145). Namun hanya beberapa jenis majas yang sering dipergunakan pengarang dalam karya sastra. Di antaranya majas :

1. Simile adalah majas perbandingan yang langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain kata perbandingan seperti, bagaikan, laksana dan lain-lain.

2. Metafora adalah majas perbandingan langsung yang tidak mempergunakan kata pembanding..

3. Personifikasi adalah majas yang menggambarkan atau memperlakukan benda-benda mati seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.

4. Metonimia adalah suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat, baik hubungan isi untuk menyatakan kulitnya dan lain-lain.

5. Paradok adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.

6. Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan dengan membesar-besarkan sesuatu hal.

7. Litotes adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri.

8. Sinekdok adalah gaya bahasa yang mempergunakan sebagian dari sesuatu untuk menyatakan keseluruhan (pars pro totot) keseluruhan untuk sebagian atau biasa diistilahkan totem proparte.

No comments:

Post a Comment