Friday, October 10, 2014

Sinopsis Novel "Belenggu" Karya Armijn Pane


Seorang dokter bernama Sukartono menikah dengan seorang yang cantik dan cerdas bernama Sumartini. Sebenarnya keduanya tidak saling mencintai, karena memiliki kepentingan masing-masing, akhirnya keduanya sepakat untuk menikah. Sukartono merasa bahwa Sumartini adalah orang yang cocok untuk mendampingi hidupnya. Dia menikahi Sumartini karena kecantikan dan kepandaianya. 

Sumartini menikahi Sukartono dengan alasan dia ingin melupakan masa lalunya. Tak lama setelah membina rumah tangga, ternyata kehidupan mereka tidak harmonis. Mereka sering bertengkar dan cekcok, bahkan saling diam tanpa komunikasi. 


Sukartono adalah seorang dokter yang menjunjung tinggi pekerjaanya. Dia bekerja disiplin tanpa kenal lelah demi pasienya. Dia juga seorang dokter yang dermawan karena sering membebaskan bayaran bagi pasienya yang tidak mampu.

Ternyata pengabdian Sukartono pada pekerjaanya telah membuat dia lupa pada kehidupan rumah tangganya. Sumartini merasa diabaikan dan beranggapan bahwa suaminya lebih mencintai pekerjaan daripada dirinya, seakan tidak pernah ada waktu komunikasi dalam rumah tangga. Hari-hari mereka sering dilalui dengan pertengkaran. Sukartini merasa tidak memiliki hak di hadapan Sukartono. Itulah yang memicu pertengakaran di antara mereka, sepertinya tiada hari yang dilalui tanpa pertengkaran.

Waktu pun berlalu, suatu hari Sukartono menerima telpon bahwa ada seorang pasien yang sakit keras. Dia lalu diminta menemui pasienya di suatu hotel. Sukartono pun memenuhi panggilan pasien tersebut. Setelah sampai di hotel, Sukartono kaget bahwa pasienya adalah Rohayah yang merupakan teman sekolah dan sahabat masa kecilnya. 


Rohayah menceritakan bahwa dia dipaksa kawin oleh orang tuanya. Dia tidak cocok hidup dengan suaminya. Akhirnya dia pindah ke Jakarta dan memutuskan menjadi janda. Sebenarnya Rohayah secara diam-diam telah jatuh hati pada Sukartono. Itulah yang membuatnya mencari keberadaan Sukartono. 


Setelah bertemu, Rohayah kemudian melancarkan seranganya dengan memberikan rayuan-rayuan dan pujian kepada Sukartono. Semula Sukartono tidak terpengaruh dengan rayuan Rohayah. Tetapi setelah dirayu terus-menerus akhirnya dia jatuh juga pada rayuan Rohayah. Sukartono merasa bahwa dengan Rohayah dia bisa menemukan ketenangan hatinya yang tidak bisa dia peroleh bersama Sumartini.

Keharmonisan hubungan Sukartono dengan Rohayah akhirnya tercium juga oleh Sumartini. Dia marah dan jengkel, kemudian pergi ke hotel tempat Rohayah menginap untuk memberikan caci maki dan menumpahkan amarahnya. Setibanya di hotel, perasaan marah Sumartini luluh juga oleh kelembutan hati dan keramahan Rohayah.
 

Setelah pulang dari hotel tempat Rohayah menginap, Sukartini berintrospeksi diri. Dia merasa telah berlaku kasar pada suaminya dan tidak bisa memberikan rasa kasih sayang seperti yang diinginkan suaminya. Dia lalu memutuskan untuk berpisah dengan Sukartono.

Pada mulanya Sukartono tidak mengijinkan keputusan Sumartini, bahkan dia juga akan berusaha mengubah hidupnya untuk lebih perhatian pada Sumartini, tetapi karena kebulatan tekad Sumartini, akhirnya Sukartono tak kuasa juga untuk mencegahnya, mereka pun secara resmi berpisah. Hati Sukartono pun gundah. Dia merasa sedih dengan perceraian tersebut. 

Penderitaanya bertambah ketika mengetahui bahwa Rohayah telah pindah dan meninggalakan sebuah surat yang menyatakan perasaanya pada Sukartono. Pada akhirnya Sukartono mengabdikan diri pada sebuah panti asuhan. Di tempat tersebut dia merasa mendapatkan ketenangan batinya karena bisa membantu orang lain.

Sinopsis Novel “Saman” Karya Ayu Utami


Wis itulah panggilan akrab dari seorang anak lelaki yang mempunyai nama panjang Wisanggeni. Wis lahir di Muntilan Yogyakarta. Wis termasuk anak yang beruntung karena dia adalah satu-satunya anak yang lahir dari rahim ibunya dan hidup. 

Dua adiknya tidak pernah lahir. Mereka mengalami suatu peristiwa aneh yang hanya diketahui oleh Wis dan pengalaman ini terjadi pada masa kecilnya. Ayahnya bernama Sudoyo, bekerja sebagai pegawai Bank Rakyat Indonesia dan sebagai mantri kesehatan di Yogyakarta. Ibunya masih keturunan raden ayu. 

Pada waktu Wis berumur empat tahun, ayahnya dipindahkan ke Perabumulih yaitu sebuah kota minyak di tengah Sumatra Selatan yang sunyi pada masa itu, hanya ada satu bioskop dan bank yang usianya belum panjang. 

Di Perabumulih ayah bekerja sebagai kepala cabang Bank Rakyat Indonesia. Beberapa tahun kemudian Wis dan ayahnya pindah ke Jakarta. Wis melanjutkan sekolah dengan mengambil pendidikan teologi dan belajar di Institut Pertanian Bogor. 


Setelah Wis dan ayahnya pindah di Jakarta. Setelah Wis menamatkan pendidikannya, maka diadakan upacara pengangkatan Wis sebagai pastor dan ia mendapatkan julukan Pastor Wisanggeni atau Romo Wis. Setelah misa, ada acara pesta di balai pastoran untuk merayakan adanya pastor baru. Di acara itu Wis bertemu dengan Romo Daru dan Wis meminta kepada Romo Daru agar dirinya ditugaskan di Perabumulih.

Permintaan Wis dikabulkan yaitu Uskup memberi tugas kepada Wis sebagai Pastor Paroki Parid yang melayani kota kecil Perabumulih dan Karang Endah di Palembang. Wis segera menuju ke kota itu. Setelah sampai di Perabumulih, ia menemukan perubahan-perubahan yang terjadi di kota itu, diantaranya rumah Wis telah dihuni oleh orang lain. Wis mendatangi rumahnya yang dulu dan berkenalan dengan penghuni rumahnya yang sekarang. Ketika di sana Wis mengalami kejadian-kejadian aneh lagi seperti yang pernah ia alami pada waktu kecil. 

Di Perabumulih Wis bertemu dengan seorang gadis yang cacat dan mempunyai keterbelakangan mental. Gadis itu bernama Upi. Upi adalah anak seorang transmigrasi Sei Kumbang yang tinggal di Lubukrantau. Karena perlakuannya dianggap membahayakan orang lain, maka keluarganya memutuskan untuk mengurung dan mengrangkeng Upi di sebuah bilik yang terbuat dari kayu dan bambu yang kondisinya sudah tidak sehat. Wis tidak berdaya melihat gadis di dalam kerangkeng itu. Akhirnya Wis memutuskan untuk membangun tempat yang lebih sehat dan menyenangkan Upi. 

Wis merasa semakin ia mengetahui penderitaan rakyat Lubukrantau semakin ia merasa bahwa dirinya adalah bagian dari mereka, yang membuatnya ingin lebih lama tinggal dan ingin memperbaiki penderitaan yang dialami oleh petani di sana. Berkat izin dari Bapak Uskup dan modal dari ayahnya, maka ia mengadakan rapat dengan keluarga Mak Argani dan membicarakan tentang rencananya untuk membangun pengolahan sederhana atau rumah asap di dusun itu sambil memperbaiki kebun. Usul itu disetujui oleh keluarga Argani. Akhirnya mereka membersihkan kebun.

Wis kembali ke Perabumulih selama dua minggu. Ketika Wis kembali ke Lubukrantau, Wis dikejutkan oleh kejadian yang telah menimpa Upi gadis cacat dan gila itu telah diperkosa oleh orang-orang yang hendak merebut lahan mereka dengan cara menjebol rumah baru Upi. 

Beberapa tahun yang lalu empat orang lelaki datang ke wilayah transmigrasi Sei Kumbang yang mengaku bahwa mereka menjalankan tugas dari Gubernur tentang lokasi transmigrasi Sei Kumbang yang semula perkebunan karet akan diganti dengan perkebunan kelapa sawit. Para penduduk tidak sepakat untuk menganti kebunya dengan kelapa sawit. Melihat keadaan ini Wis dan penduduk mengadakan rapat yang bertempat di rumah asap. Pada rapat ini menghasilkan kesepakatan supaya penduduk jangan sesekali mau menandatangani pada lembaran kosong yang diberikan oleh pihak perusahaan PT Anugrah Lahan Makmur (ALM). 

Tiga minggu kemudian, empat orang itu datang lagi dan menyuruh para penduduk untuk menyetujui usulnya. Namun Wis dan penduduk tidak menyetujui usul itu. Empat orang itu akhirnya pergi sambil menahan marah. Perbuatan Wis ini membuat pihak perusahaan menjadi marah dan memberikan tuduhan-tuduhan yang tidak benar kepada Wis, seperti dirinya yang dituduh telah mengkristenkan orang Lubukrantau dan mengajari Argani berburu dan makan babi hutan.

Melihat keadaan ini, akhirnya Wis pergi ke Palembang, Lampung, dan Jakarta dalam rangka mengumpulkan data, untuk mempertahankan perkebunan di transmigrasi. Usaha Wis tidak sia-sia karena penggusuran dusun jadi tertunda sampai setahun. Orang-orang tersebut mengunakan cara lain supaya dapat menggusur dusun itu yaitu dengan cara merobohkan pohon-pohon karet, menghanguskan tanggul yang tersisa, meneror dusun itu, ternak mulai hilang satu persatu, merusak rumah kincir, memperkosa Upi, dan membakar rumah pada penduduk. 

Wis bermaksud menyelamatkan Upi tetapi orang-orang itu menangkap Wis dan dimasukkan ke dalam penjara. Selama di dalam penjara Wis selalu disiksa. Pada saat Wis mulai putus asa dengan keadaan yang menimpanya, Anson dan pemuda Lubukrantau menyelamatkan Wis dan membawa kabur Wis dari penjara. 


Wis keluar dari penjara dalam keadaan yang tidak berdaya. Wis tidak mau dipulangkan ke Perabumulih, ia meminta diantar ke rumah suster-suster Boronous yang berada di Lahat. Di sana Wis dirawat oleh suster Marietta selama kurang lebih tiga bulan. Dalam masa penyembuhan Wis membaca tuduhan-tuduhan terhadap dirinya melalui surat kabar. 

Setelah sembuh Wis pergi ke sebuah tempat yang hanya diketahui oleh lima orang suster dan satu dokter. Dalam persembunyiannya, tak lama setelah peristiwa itu, Wis mengganti kartu identitasnya dengan mengganti namanya menjadi Saman. 

Tak lama kemudian Saman menulis surat untuk ayahnya. Ia menyatakan bahwa ia menyesal karena tidak bisa memberi ayah keturunan karena dirinya menjadi seorang pastor. Ia bercerita tentang rumah asap yang dibangunnya dengan modal awal dari ayahnya, memohon restu kepada ayahnya untuk tetap tinggal di Perabumulih, dan ia memohon maaf karena dirinya memutuskan untuk keluar dari kepastoran. Karena Saman dan beberapa temannya ingin mendirikan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mengurusi perkebunan guna membantu orang Lubukrantau yang tidak lagi mempunyai tanah dan tidak mempunyai pekerjaan. 

Akhirnya berkat bantuan Cok dan Yasmin, Saman dapat melarikan diri ke New York. Kini Saman telah mengganti penampilannya dan muncul sebagai aktivis perburuhan dan mengelola LSM. 

Sinopsis Novel "Namaku Hiroko" Karya N.H. Dini



Hiroko adalah seorang gadis desa anak sulung dari keluarga petani miskin. Ibu kandung Hiroko meninggak saat Hiroko berumur 4 tahun kemudian ayah Hiroko menikah lagi dan dari ibu tirinya itu Hiroko mempunyai dua adik laki-laki.

Karena kehidupan Hiroko yang miskin, Hiroko tidak mampu meneruskan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi. Hiroko hanya lulusan sekolah rendah saja.

Suatu hari ayah Hiroko pulang dari ladang bersama seorang tengkulak namanya Tamura-san. Beliau mengatakan bahwa saudaranya membutuhkan seorang pembantu rumah tangga. Setelah terjadi kesepakatan bersama akhirnya beberapa hari kemudian berangkatlah Hiroko dari desanya untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Hiroko bekerja di rumah pasangan suami istri yang sudah berumur lanjut. Di sana Hiroko mulai merasakan perbedaan kehidupan antara di desa yang serba kesusahan dengan kehidupan kota yang memanjakan.

Di keluarga majikannya Hiroko tidak lama bekerja karena kemudian datang kabar dari desa bahwa neneknya meninggal dunia. Akhirnya Hiroko pun kembali pulang ke desanya.

Tak terasa sudah sepuluh bulan lamanya Hiroko tinggal di desa, sampai suatu saat Hiroko bertemu dengan teman lamanya, Tomiko. Tomiko mengajak Hiroko untuk kembali ke kota karena kata Tomiko di kota sekarang banyak lapangan kerja membutuhkan pekerja atau pembantu rumah tangga. Dengan ijin ayahnya berangkatlah Hiroko bersama Tomiko ke kota Pelabuhan Kobe.



Di sana Hiroko bekerja di rumah keluarga konsul bahasa Perancis. Maka untuk sementara Hiroko pun tinggal bersama Tomiko. Sampai akhirnya suatu hari Hiroko mendapat pekerjaan baru, ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Majikan Hiroko yang baru adalah pasangan suami istri yang masih muda, mereka memiliki seorang bayi laki-laki.

Di rumah majikannya yang baru Hiroko mendapat pengalaman baru, Hiroko mengenal cinta, Hiroko menyukai adik majikannya yang bernama, Sanao. Dan rupanya Sanao pun begitu dia menyukai Hiroko. Akan tetapi keadaan dan perbedaan statuslah yang menjadikan jurang pemisah sehingga membuat mereka tidak bisa menyatukan cintanya. Hingga suatu malam Sanao berhasil “menyentuh” Hiroko untuk pertama kalinya.

Setelah pengalaman pertamanya dengan Sanao kehidupan Hiroko berubah. Majikan Hiroko menjadikannya sebagai budak nafsunya. Sampai akhirnya Hiroko tidak tahan lagi dan memilih untuk keluar dari pekerjaannya.

Hiroko kemudian berhenti bekerja dari rumah majikannya itu dan kembali bersama Tomiko sahabatnya. Sambil menunggu pekerjaan baru Hiroko membantu pekerjaan Tomiko di rumah majikannya itu.

Hiroko kembali mendapat pekerjaan, dia diterima bekerja di sebuah toko besar. Di sana ia bertugas sebagai penerima tamu yang datang ke toko itu. Walau gajinya kecil Hiroko sangat menyukai pekerjaan yang baru itu. Suatu waktu Hiroko berkenalan dengan seorang pria bernama, Kishihara Yukio seorang pria yang berpenghasilan cukup tinggi dan menyukai Hiroko. Akan tetapi Hiroko tidak begitu menyukainya. Hiroko hanya menyukai pemberian materinya saja.

Setelah lama bekerja di toko itu Hiroko berhasil mengambil hati salah seorang atasannya, Nakajima-san namanya. Ia begitu memperhatikan dan mendorong kemajuan Hiroko dalam bekerja.

Atas saran Nakajima-san Hiroko tinggal di sebuah apartemen kecil di atas sebuah bar bernama, Manhattan. Di tempat tinggalnya yang baru Hiroko mengenal kehidupan malam di kotanya. Di sana juga Hiroko berkenalan dengan Soeprapto mahasiswa asal Indonesia yang tinggal di Jepang, akan tetapi persahabatannya dengan Soeprapto tidak berjalan lama, karena Soeprapto harus kembali ke Indonesia.

Setelah lama Soeprapto menghilang, Hiroko mendapat surat undangan yang isinya meminta Hiroko untuk berkunjung ke Indonesia. Bahkan dalam surat itu Soeprapto secara langsung berniat untuk mempersunting Hiroko. Namun Hiroko menolaknya secara halus. Hiroko tetap datang ke Indonesia memenuhi undangan Soeprapto atas saran Nakajima-san. 

Setelah berada di Indonesia, Hiroko diajak berkunjung ke beberapa tempat wisata. Hiroko begitu mengagumi keramahan bangsa Indonesia dan keluhuran budayanya. Yang paling membuat Hiroko tertarik adalah kerajinan kain batik khas Jogja. Hirokopun berniat memperkenalkan corak kain batik tersebut ke masyarakat Jepang.

Pergaulannya yang luas membuat wawasan pengetahuan Hiroko bertambah juga. Hingga atas pertimbangan itu pula Nakajima-san mempercayakan Hiroko untuk mengambil keputusan penting demi kemajuan toko tempat Hiroko bekerja.

Pada suatu kesempatan Hiroko berkenalan dengan Natsuko, seorang gadis keluarga kaya. Natsuko yang pendiam begitu percaya pada Hiroko dan menganggap Hiroko sebagai teman sejatinya.

Keinginan Hiroko untuk mendapatkan segala kesuksesan hidup, menjadikannya menghalalkan segala cara asal tidak mencuri. Atas dasar itu pula Hiroko menjadi penari kabaret di sebuah klub malam. Kecantikan dan kemolekan tubuhnya, membuat keberuntungan bagi Hiroko sehingga menjadi terkenal. Ia dibayar cukup mahal untuk setiap pertunjukannya.

Dalam suatu pertunjukan tarinya Hiroko berkenalan dengan Yoshida, seorang pengusaha kapal terkenal di kota Kobe. Yoshida begitu tergila-gila pada Hiroko sehingga apapun kemauan Hiroko selalu dipenuhinya. Akan tetapi, hubungan mereka terhalang karena ternyata Yoshida adalah suami dari Natsuko sahabat sejatinya. Akhirnya, Yoshida hanya menjadikan Hiroko sebagai wanita simpanan saja tanpa kejelasan status istri yang sah.

Di akhir cerita Hiroko menjadi pemilik dari bar Mahattan tempat dahulu ia tinggal. Sebagian besar saham toko tempatnya bekerja pun berhasil dikuasainya. Bahkan rumah Nakajima-san atasan Hiroko dahulu berhasil dimilikinya, Yoshida yang membelikan rumah itu untuk bekal Hiroko di hari tua.

Atas jerih payahnya itu, kini Hiroko berhasil menjadi seorang yang sukses di kota besar. Dia bisa menyekolahkan dua adik tirinya dan membiayai kehidupan kedua orang tuanya di desa.


Thursday, May 8, 2014

Dimensi Sosial Komunitas Backpacker dalam Novel Supernova Episode Akar Karya Dewi Lestari: Tinjauan Sosiologi Sastra

Download tulisan:  Dimensi Sosial Komunitas Backpacker dalam Novel Supernova Episode Akar Karya Dewi Lestari: Tinjauan Sosiologi Sastra
------------------------------------------


BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Sastra merupakan segala sesuatu yang ditulis dan dicetak. Selain itu, karya sastra juga merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi (Wellek dan Warren, 1995: 3-4). 

Novel sebagai salah satu bentuk karya sastra dapat dengan bebas berbicara tentang kehidupan yang dialami oleh manusia dengan berbagai peraturan dan norma-norma dalam interaksinya dengan lingkungan sehingga dalam karya sastra (novel) terdapat makna tertentu tentang kehidupan.

Novel Supernova Episode Akar bercerita tentang perjalanan tokoh utama yaitu Bodhi dalam mencari “kesejatian” untuk mencapai kebahagiaan. Kisah petualangan Bodhi dalam pencarian “kesejatian” diawali dengan ia keluar dari vihara untuk pergi tanpa tujuan. Dalam petualangannya Bodhi banyak mendapat pengalaman berharga, mulai dari mennjadi cleaning service di sebuah penginapan sampai akhirnya Bodhi bertemu dengan beberapa backpacker dan Bodhi berkeinginan untuk pergi ke beberapa negara berpetualang tanpa tujuan dalam rangka mencari “kesejatian.

Komunitas backpacker mempunyai peran penting dalam kehidupan Bodhi sehingga Bodhi pun ikut menjadi seorang backpacker. Perjalanan Bodhi dan interaksi sosialnya dengan sesama backpacker menjadi ciri khas novel ini. Belum banyak novel yang mengangkat kehidupan sosial komunitas backpacker.

Salah satu novel yang mengangkat kehidupan backpacker adalah Edensor karya Andrea Hirata meskipun hanya sedikit. Dengan pengangkatan kehidupan sosial backpacker ini novel Supernova Episode Akar menjadi sebuah novel yang dapat memberi wawasan baru tentang dimensi sosial sebuah komunitas yang kurang lazim dalam masyarakat.

Dari uraian di atas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian terhadap Novel Supernova Episode Akar dengan judul “Dimensi Sosial Komunitas Backpacker dalam Novel Supernova Episode Akar Karya Dewi Lestari: Tinjauan Sosiologi Sastra”.

Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
  1. Bagaimana struktur bangunan novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari?
  2. Bagaimana dimensi sosial komunitas backpacker dalam novel Supernova Episode Akar Air karya Dewi Lestari?

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
  1. Mendeskripsikan struktur bangunan novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari.
  2. Menganalisis dimensi sosial komunitas backpacker dalam novel Supernova Episode Akar Air karya Dewi Lestari.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan tentang dimensi sosial komunitas backpacker dalam novel Supernova Episode Akar Air karya Dewi Lestari.

Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan acuan atau bahan referensi bagi penelitian terkait selanjutnya. Secara praktis penelitian ini dapat dijadikan acuan atau bahan referensi bagi penelitian terkait selanjutnya. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran sastra maupun pembelajaran sosiologi.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Tinjauan Pustaka 
Penelitian sosiologi sastra untuk mengungkap kehidupan sosial sebuah komunitas atau kelompok masyarakat dilakukan oleh Trianingrum (2008) dalam “Sikap Hidup Orang Jawa dalam Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari”. Hasil penelitiannya mendeskripsikan tentang (1) sikap orang Jawa dalam beragama yang meliputi sikap eling, pracaya, dan mituhu, (2) sikap orang Jawa dengan dirinya sendiri yang meliputi sikap rila, nrima, dan sabar serta (3) sikap orang Jawa dalam kehidupan bermasyarakat yang meliputi sikap ethok-ethok, wedi, isin, dan sungkan.

Nugroho (2007) melakukan penelitian dengan judul “Perilaku Sosial Tokoh Utama dalam Prosa Lirik Pengakuan Pariyem Karya Linus Suryadi Agustinus”. Tujuan penelitian adalah mengemukakan penokohan dan perilaku sosial tokoh utama dalam prosa lirik Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi Agustinus, beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian ini memperlihatkan tokoh dan penokohan tokoh utama dalam prosa lirik Pengakuan Pariyem, perilaku sosial Pariyem dalam konteks budaya Jawa, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial tokoh utama dalam prosa lirik Pengakuan Pariyem. Penelitian-penelitian di atas mempunyai relevansi dengan penelitian ini yaitu berupaya untuk mengungkap kehidupan sosial tokoh atau kelompok masyarakat (komunitas) dalam sebuah novel dengan menggunakan kajian sosiologi sastra.

Sepengetahuan penulis, belum ada kajian sosiologi sastra terhadap novel Supernova Episode Akar untuk mengungkap dimensi sosial komunitas backpacker.

Landasan Teori
Struktur Novel Novel merupakan salah satu bentuk sastra yang berbentuk prosa. Kejadian yang terdapat dalam novel merupakan khayalan atau rekaan yang diceritakan oleh pengarang. Novel memiliki unsur-unsur pembangun cerita. Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya tentu saja, bersifat imajinatif (Nurgiantoro, 2007: 4). Stanton (2007: 22) mendeskripsikan unsur-unsur pembagian struktur fiksi terdiri atas tema, fakta cerita, dan sarana sastra.

Tema merupakan makna penting atau gagasan utama dalam sebuah cerita. Fakta cerita merupakan aspek cerita yang berfungsi sebagai elemen-elemen catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita. Fakta cerita terdiri atas alur, tokoh, dan latar. Sarana cerita adalah metode pengarang dalam memilih dan menyusun detil agar tercapai pola-pola yang bermakna. Fungsi sarana sastra adalah memadukan fakta cerita dan tema sehingga makna sastra dapat dipahami dengan jelas. Sarana cerita terdiri atas sudut pandang, gaya bahasa dan suasana, simbol-simbol, imajinasi, dan juga cara-cara pemilihan judul di dalam karya sastra.

Komunitas Backpacker

Backpacker adalah istilah yang secara historis telah digunakan untuk menunjukkan suatu bentuk murah, perjalanan nasional/internasional independen. Ketentuan seperti perjalanan independen dan/atau anggaran perjalanan sering digunakan bergantian dengan backpacker. Faktor-faktor yang secara tradisional membedakan backpacker dari bentuk pariwisata lain tetapi tidak terbatas pada hal berikut: penggunaan angkutan umum sebagai sarana perjalanan, preferensi penginapan sampai hotel tradisional, lama perjalanan liburan vs konvensional, penggunaan ransel, suatu kepentingan dalam rapat lokal, dan juga melihat pemandangan/wisata.

Backpacker sebagai gaya hidup dan sebagai sebuah bisnis telah berkembang cukup dalam (era tahun 2000-an) sebagai biasa dari maskapai penerbangan bertarif rendah, hotel atau akomodasi anggaran di banyak bagian dunia, dan komunikasi digital dan sumber daya membuat perencanaan, pelaksanaan, dan melanjutkan perjalanan backpacking jangka panjang lebih mudah dibandingkan sebelumnya. Meskipun tidak ada kepastian mengenai asal backpacker, akar-akarnya dapat dilacak, setidaknya sebagian, ke jalur Hippie tahun 1960-an, dan 1970-an yang kemudian diikuti bagian-bagian dari Jalan Sutera tua. (http://raddien.blogspot.com)

Sosiologi Sastra
Sosiologi adalah telaah yang obyektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses sosial. Seperti halnya sosiologi, sastra juga berurusan dengan manusia dalam masyarakat dengan di dalamnya terdapat usaha manusia untuk menyesuaikan diri dan usahanya untuk mengubah masyarakat itu. Pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan ini oleh beberapa penulis disebut sosiologi sastra. (Damono, 1978: 6)

Istilah sosiologi sastra pada dasarnya tidak berbeda pengertiannya dengan pendekatan sosiologis atau sosiokultur terhadap sastra. Ada dua kecenderungan utama dalam telaah sosiologis terhadap sastra. Pertama, pendekatan yang berdasarkan anggapan bahwa sastra merupakan cermin proses sosial ekonomi belaka. Pendekatan ini bergerak dari faktor luar sastra untuk membicarakan sastra. Kedua, pendekatan yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelitian. Metode yang digunakan dalam sosiologi sastra ini adalah analisis teks untuk mengetahui lebih dalam lagi gejala di luar sastra. (Damono, 1978: 2)

Menurut Wellek dan Warren (1995: 111) hubungan sastra dengan masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Pertama, sosiologi pengarang, profesi pengarang, dan situasi sastra. Masalah yang berkaitan di sini adalah dasar ekonomi, produksi sastra, latar belakang sosial, status pengarang dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan di dalam karya sastra. Kedua, isi karya sastra, tujuan, serta hal-hal lain tersirat dalam karya sastra itu sendiri dan yang berkaitan dengan masalah sosial. Ketiga, permasalahan pembaca dan dampak sosial sastra. Dalam penelitian ini sosiologi sastra digunakan untuk mengungkap dimensi sosial komunitas backpacker dalam novel Supernova Episode Akar.


BAB III STRUKTUR BANGUNAN NOVEL SUPERNOVA EPISODE AKAR 
Berdasarkan teori Stanton, analisis struktur bangunan novel Supernova Episode Akar akan membahas tema, alur, tokoh, dan latar.

1. Tema
Novel Supernova Episode Akar mengangkat kehidupan tokoh utama, Bodhi. Petualangannya dalam rangka menemukan “kesejatian”. Kesejatian tersebut diharapkan dapat menjawab pertanyaan yang selama ini jadi bahan perenungan dan kebimbangan Bodhi. Bodhi yang yatim piatu juga ingin mengetahui sebenarnya ia dari mana asalnya. Novel ini mengangkat sebuah kehidupan yang serba tidak pasti yang digambarkan lewat kehidupan seorang Bodhi dengan perjalanan backpacking-nya. Dalam kehidupan ini kita tidak tahu pasti apa yang akan kita hadapi.

2. Alur
Alur yang digunakan dalam novel Supernova Episode Akar adalah alur campuran. Novel Supernova Episode Akar terdiri dari tiga bagian, yaitu: “Keping 34”, “Keping 35”, dan “Keping 36”. Keping 34 menceritakan tokoh Gio yang bertemu Chaska di Bolivia. Alur yang digunakan adalah alur maju. Keping 35 dimulai dengan kisah Bodhi pada masa kini. Kemudian kisah dengan alur mundur, yaitu Bodhi bercerita tentang pengalaman masa lalunya. Keping 35 pertama-tama menggunakan alur maju, kemudian alur mundur, selanjutnya alur maju. Alur keping 35 merupakan alur yang sangat kompleks. Keping 36 menggunakan alur maju.Berikut digambarkan alur novel Supernova Episode Akar.

3. Penokohan
1) Bodhi

Tokoh utama dalam novel Supernova Episode Akar adalah Bodhi. Bodhi adalah seorang laki-laki yang yatim piatu sejak kecil. Secara fisiologis, Bodhi berbadan kurus, kepalanya gundul, pada kepalanya ada susunan tulang seperti tulang belakang yang membelah mulai dari pucak dahi ke belakang dan menghilang perlahan di pangkal tulang leher. 

"Ini bisa dipakai untuk menjelaskan kenapa ada susunan tulang seperti tulang belakang membelah kepalaku, mulai dari puncak dahi ke belakang dan menghilang perlahan di pangkal tulang leher. Mereka menjulukiku Klingon. Padahal sisa tubuhku yang lain sama seperti manusia biasa, jidatku tak lantas berlipat, dan aku pun kurus, tidak tinggi besar seperti makhluk Klingon dalam Star Trek." (halaman 29) 

Penokohan Bodhi adalah sebagai berikut:
a. Putus asa terhadap kehidupan / membenci kehidupan Bodhi adalah tokoh yang kehidupannya penuh penderitaan, khususnya penderitaan batin. Sumber penderitaannya adalah ketidaktahuan akan identitasnya dan terutama indera keenam yang dimilikinya.
"Aku ingin si 'aku' mati. Siapapun itu sesungguhnya. Karena hidup ini terlalu sakit. Capek. Mau muntah. BLAH! PUAH! Hrrrrgkh . . . ]" (halaman 20)

b. Selalu merasa bimbang dan takut Karena masa lalunya dan pengalaman dengan indera keenamnya, Bodhi menjadi sosok yang mudah takut dan bimbang.
"Dan kalimatnya menggetarkan nadiku. Empat bulan lebih aku tidak merasakan keanehan apa-apa. Empat bulan lebih aku terbebas dari takut Tapi detik itu, aku kembali merasa terancam." (halaman 51)

2) Kell
Kell adalah seorang laki-laki berumur sekitar 35-an. Ayahnya orang Irlandia, ibunya orang Mesir. Kell berwajah tampan. Sifat tokoh Kell adalah suka berpetualang, humoris, dan mudah bergaul.
Namanya Kell. Umurnya barangkali sekitar 35-an. Ayahnya orang Irlandia yang juga pengelana, menikahi wanita Mesir, dan jadilah dia dengan kombinasi genetika yang sempurna. Kami semua berpikir kenapa dia tidak jadi bintang film. (halaman 49)
Di kamar, duduk santai di atas kantong tidurku, mereka bernyanyi bersahutan. No woman, no cry . . . , Kell bernyanyi asyik menghadap plafon, disambut si pria Thailand. No wo-man, no ka-aii!! Memangnya kamu sudah lama kenal dia? Aku bertanya pada Kell. Yang ditanya menggeleng sambil tertawa jahil. Nggak tuh, saya ngaku kenal kakaknya yang dagang kue di dekat pos polisi Khao San, jawab Kell ringan. (halaman 61) 

3) Guru Liong
Guru Liong (Zang Ta Long) adalah seorang biksu yang berasal dari China. Guru Liong adalah orang yang mengasuh dan membesarkan Bodhi. Guru Liong mempunyai sifat penyayang, rajin, dan sabar. 

4) Gio 
Gio adalah seorang laki-laki yang punya pendirian kuat (keras kepala). Hal itu diperlihatkan saat ia memutuskan akan pergi ke Amazon untuk mencari Diva. 

5) Chaska 
Chaska adalah wanita janda kebangsaan Bolivia dan ia mempunyai anak bernama Paulo. Chaska menyayangi Gio dan menganggap Gio seperti anak kandungnya sendiri. Chaska mempunyai sifat humoris. 

6) Tristan Sanders 
Tristan Sanders adalah seorang backpacker asal Australia berambut gondrong. Ia adalah orang yang baik yang mau membantu Bodhi. Di awal tidak diceritakan agamanya, tetapi ketika Bodhi bertemu dengan Tristan Sanders, Tristan sudah menjadi seorang Budha yang taat. 

7) Star (Ishtar Summer) 
Star adalah seorang wanita cantik. Ia tamu di penginapan Srinthip dan satu kamar dengan Bodhi dan kawan-kawannya. Star berasal dari USA. 

Selain tokoh-tokoh di atas, ada beberapa tokoh lain yang hanya sekilas muncul dalam novel yaitu: Azmil (tamu penginapan), Pak Sembiring (satpam penginapan), Ompung Berlin (pembuat pasport palsu), Jan, Clark, Robin, dan Yvonne (teman sekamar Bodhi), Keo (pemandu wisata), Georgy (backpacker dari Jamaika), Luca (backpacker yang bekerja di ladang opium dan marijuana), Dieth (sopir kendaraan penumpang), Sorn Sum (seorang tentara Khmer), Epona O’Leary (pekerja CMAC), Neang Ry (pekerja CMAC), Michael Simone (pekerja CMAC), Khieu Tang (pekerja CMAC), Bong (Ketua komunitas punk), serta Nabil dan Fadil (anak orang kaya yang mengikuti aliran punk). 

Karena hanya sekilas muncul, maka sifat tokoh-tokoh tersebut tidak perlu dijelaskan secara rinci. 

4. Latar 
a. Latar Tempat 
1) Bolivia 
Perjalanannya ke Bolivia kali ini merupakan kala keenam Gio mengunjungi Rio Tuichi, tepat dalam jantung Taman Nasional Madidi yang melingkup dari Andes sampai Amazon. (halaman 4) 

2) Indonesia (Bandung, Surabaya, dan Medan) 
Aku baru tiba di stasiun Bandung dengan tujuan awal vihara Vipassana Graha di Desa Sukajaya, Lembang, yang kata orang jauh sekali sampai mendekati Cimahi. (halaman 23-24) Saya belajar hampir segalanya di Vihara Pit Yong Kiong, daerah Lawang, 6o-an km dari Surabaya ke selatan. (halaman 30) 
Menyusupkan saya ke rombongan pandita yang akan pergi ke Medan, membelikan tiket,... (halaman 40) 

3) Thailand 
Hiruk-pikuk Hua Lamphong di kupingku mereda. Aku pun lanjut bercerita. Bangkok merupakan babak baru. Kelahiran baru.(halaman 48) 

4) Laos 
Perjalanan ke Laos memang bagai mimpi, yang justru membuatku tersadar, sudah terlalu lama aku di Bangkok. (halaman 92)
5) Kamboja 
Setengah jam kemudian, pemandangan berubah. Kami telah tiba di kota. Pailin. (halaman 147) 

b. Latar Waktu 
Tidak dijelaskan secara eksplisit waktu terjadinya kisah dalam novel. Yang ada adalah waktu masa kini yaitu penceritaan pada keping 34 dan keping 63, serta sedikit bagian pada keping 35. Waktu masa lalu terlihat dalam keping 35 yaitu saat Bodhi menceritakan perjalanannya dari vihara sampai ke Kamboja.


BAB IV DIMENSI SOSIAL KOMUNITAS BACKPACKER DALAM NOVEL SUPERNOVA EPISODE AKAR 

Sebagai sebuah komunitas, backpackers mempunyai sebuah konvensi sosial tersendiri yang menjadi ciri khasnya. Petualangan yang menjadi tujuan backpacker membuat komunitas ini secara sadar maupun tidak sadar saling membutuhkan antarsesama backpacker. Dalam interaksinya dengan sesama akan muncul berbagai tradisi berkaitan dengan kekhasan komunitas backpackers. Interaksi dengan selain komunitasnya, lebih-lebih interaksi dengan masyarakat di negara kunjungan menjadi sebuah interaksi yang penting bagi backpecker.

Dimensi sosial komunitas backpacker dalam novel Supernova Episode Akar meliputi: (1) penguasaan beberapa bahasa asing, (2) tidak adanya diskriminasi dalam komunitas, dan (3) adanya sikap saling percaya dan setia kawan antar sesama backpacker.

1. Penguasaan Beberapa Bahasa Asing
Tujuan backpakers adalah mengunjungi tempat-tempat tertentu yang sudah direncanakan. Tempat-tempat tersebut tidak terbatas di dalam negeri saja. Perjalanan backpacker adalah perjalanan lintas negara. Seorang backpacker akan mengunjungi sebuah negara yang di negara tersebut terdapat tempat yang layak atau harus ia kunjungi. Bahkan perjalanan ke luar negeri tersebut dirasakan sebagai perjalanan yang lebih menantang dan lebih menyenangkan.

Dalam kunjungannya ke negara lain, seorang backpacker diharuskan sedikit menguasai bahasa negara tersebut. setidaknya backpacker mempunyai kamus bahasa negara tersebut. Di awal-awal kunjungannya di negara lain, backpacker akan merasa kesulitan dalam komunikasi. Dalam novel Supernova hal ini ditunjukkan dalam paragraf berikut.
Bangkok merupakan babak baru. Kelahiran baru. Berbekal bahasa Mandarin sepotong-sepotong, Inggris seadanya, dan bahasa Pali —yang sedikit banyak dipakai, setidaknya oleh komunitas Buddhis— saya belajar bertahan. Buku dari Tristan saya baca setiap hari. Dan sedikit demi sedikit mencoba mulai belajar bahasa Thai, dimulai dengan cuma ngomong 'sawat-dii krup' [kalimat kedua yang kukuasai adalah phom kin tae phak = ‘saya cuma makan sayur’]. (halaman 48) 

Apabila seorang backpacker tidak mengerti bahasa tempat singgahnya sama sekali, maka komunikasi yang terjalin hanyalah komunikasi dengan bahasa isyarat.
Teou nak niyay pheasa Khmer teh? Ia bertanya. Aku menggeleng tak mengerti. (halaman 160)
Hari ketiga aku tidak tahan lagi. Kuambil sapu lidi dari tangan si ibu pada satu pagi dan kusapu halaman mereka bersih-bersih. Lalu kuikuti si pemuda, yang ternyata pergi ke sawah. Kuambil cangkulnya dan kucangkuli keempat petak yang ingin ditanaminya sampai sore. Keduanya diam memandangi. Namun inilah komunikasi kami yang pertama. Aku, tamu serambi mereka, yang ingin mengungkapkan rasa terima kasih tapi tidak tahu bagaimana caranya. Mereka—tuan rumah— barangkali kurang nyaman dengan kehadiranku, tapi tak tahu cara mencairkan hubungan karena ketidaksamaan bahasa. Mencangkul dan menyapu merupakan bahasa yang kami sama-sama pahami. (halaman 146-147) 

Semakin lama seorang backpacker tinggal di sebuah negara, maka penguasaan bahasanya menjadi semakin baik dan lancar. Jadi, apabila seorang backpacker sering mengunjungi negara-negara lain dan tinggal cukup lama, maka ia akan sedikit menguasai bahasa negara-negara tersebut.
Dorothy —yang keluar rumah sejak umur empat belas itu— alasannya ribut dengan ortu. Ia angkat kaki dari Greenwich dan tak pernah pulang lagi. Bahasa Melayunya lancar bak berondongan peluru senapan otomatis, bahasa Thainya juga. (halaman 46) 

Kadang tuturan seorang backpacker melibatkan lebih dari satu bahasa apabila mitra tuturnya adalah dua orang atau lebih yang berbeda bahasa. Dalam sosiolinguistik hal seperti ini disebut alih kode atau campur kode. Alih kode terjadi apabila seorang penutur menggunakan bahasa tertentu dalam komunikasi dengan mitra tutur kemudian beralih ke bahasa lain yang dimengerti oleh mitra tutur lain yang tidak mengerti bahasa pertama yang digunakan penutur. Campur kode terjadi saat penutur mencampurkan kosa kata dari dua bahasa atau lebih dalam percakapannya.

Alih kode dapat dilihat dalam kutipan berikut.
Dengan kualitas aktor sejati, ia mempertahankan ritme mengagumkan antara tawa terbahak dan cerocosan bilingual, hampir tiap lima belas detik, bergonta-ganti dari bahasa Thai ke bahasa Inggris. (halaman 62) 
Lok Neang! Khieu Tang agak terkejut. Seperti tidak menyangka petinggi macam Lok Neang ini mau turun untuk membantu tim kecilnya. Johm riab sua, ia menyapa hangat. Sorry, I don't speak Khmer, Neang menggeleng sopan. It's an honor to have you here, Khicu Tang cepat menimpal. Ia mengangguk ramah kepada kami berdua. Johm riab sua. Sohksabaay? Kh'nyohm ch'muah Kell. Kell menjabat tangannya. (halaman 181) 

Campur kode dapat dilihat dalam kutipan berikut.
Gio berhenti minum. "Perdon? Mo dice? Lo siento, senor, tapi saya tidak mengerti —" (halaman 5)
“Saya—saya baik-baik. Tapi, ini bukan tentang saya. Tu amiga….” Paulo berhenti sejenak, berat sekali mengatakannya. "Tu amiga, senorita Anastasia…." (halaman 8) 

Jadi, ciri khas komunitas backpacker adalah penguasaan beberapa bahasa asing. Masing-masing backpacker mempunyai kemampuan penguasaan bahasa asing yang berbeda-beda tergantung banyaknya pengalaman.


2. Tidak Ada Diskriminasi dalam Komunitas
Komunitas backpacker terdiri dari orang-orang dari berbagai daerah dan berbagai negara. Karena kesamaan kesenangan, yaitu backpacking, komunitas mereka terbentuk tanpa ikatan apapun selain ikatan kesamaan kesenangan dan nasib. Maka, anggota komunitas backpacker bisa dari berbagai suku, bangsa, agama, atau kepercayaan. Dalam novel Supernova: Episode Akar diperlihatkan adanya kelompok backpacker yang terdiri dari orang-orang dengan berbagai macam kebangsaan.
Tapi salah naik bus ke Butterworth-lah yang akhirnya mempertemukanku dengan Tristan Sanders, backpacker gondrong asal Australia yang sedang berkeliling Asia Tenggara. Aku dibawa ke komunitasnya, sesama backpacker. Mereka berkumpul di Butterworth dan ramai-ramai mau pergi ke Thailand lewat darat. Di antara mereka ada yang sudah backpacking di Asia selama lima-sepuluh tahun, bahkan lebih. Ada yang mulai jalan sejak umur empat belas tanpa berhenti. Kalau bicara soal sebab-musabab dan motivasi, jelas macam-macam. Dorothy—yang keluar rumah sejak umur empat belas itu—alasannya ribut dengan ortu. Ia angkat kaki dari Greenwich dan tak pernah pulang lagi. (halaman 45-46) 

Tidak adanya diskriminasi juga diperlihatkan dalam cerita saat Bodhi berada di Golden Triangle. Di Golden Triangle banyak berkumpul backpackers yang kehabisan biaya untuk melanjutkan perjalanan. Kemudian mereka bekerja di Golden Triagle memetik opium atau marijuana. Komunitas backpacker di Golden Triangle terdiri dari berbagai macam kebangsaan.
Hampir dua minggu di sini, cuma kami berdualah yang konstan nongkrong di periferi. Delegasi tercatat tapi tidak pernah aktif ikut 'Sidang Umum',... (halaman 45-46) 

Seorang backpacker tidak akan memandang rendah backpacker lainnya yang berasal dari negara lain. Bahkan setiap backpacker akan merasa senang dan simpati apabila bertemu dengan backpacker lainnya. Ungkapan simpati tersebut dapat diwujudkan dengan komunikasi yang ramah dan pemberian bantuan apabila diperlukan. Bahkan saling bertukar barang (peta atau kamus bahasa) sudah menjadi semacam tradisi bagi komunitas backpacker.

Tradisi tukar barang tersebut selain bentuk kepedulian terhadap sesama backpacker juga dalam rangka menghemat biaya. Daripada membeli peta atau kamus baru lebih baik saling tukar dengan backpacker lainnya.

Keramahan komunitas backpacker dapat dilihat dalam kutipan berikut.
Ah, Jamaika. Land of. . . reggae, aku berkomentar. Hanya itu yang kutahu. Georgy tampak sangat senang. Kamu suka reggae, Bodhi? Ia mengucapkan namaku dengan huruf 'D' bertumpuk. BoDDDi. (halaman 111) 

Tradisi saling bertukar barang terlihat dalam kutipan berikut.

Dan saya tahu kamu tidak memiliki cukup uang untuk membeli ini, lanjutnya lagi, tapi kamu harus punya. Tristan menyerahkan sebuah buku: Lonely Planet Thailand'. Travel Survival Kit.
Ada satu dorongan menggelegak, membuatku tergopohgopoh merogoh kantong celana, dan menjejalkan tasbih kayuku ke dalam genggamannya. (halaman 47) 
Di terminal bus menuju Vientiane, aku bertukar kitab dengan seorang backpacker. Namanya Andrea Roth, cewek Jerman yang janjian mau ketemu pacarnya di Udon Thani. (halaman 93)

3. Kesetiakawanan yang Tinggi Antarsesama Backpacker
Kesamaan hobi dan kesamaan nasib membuat hubungan antarindividu di dalam komunitas menjadi lebih erat. Timbul rasa percaya yang tinggi terhadap backpacker lain. Kepercayaan itu diungkapkan dengan berbagai macam tidakan, seperti mempercayai perkataan, memberikan uang, atau memberikan pertolongan. Kepercayaan tersebut melahirkan sikap kesetiakawanan yang tinggi di dalam komunitas backpacker. Seakan-akan komunitas backpacker adalah sebuah keluarga.


Sifat setia kawan tersebut juga ditunjukkan kepada backpacker yang baru dikenal. Seorang backpacker mempunyai penampilan yang khas sehingga mudah dikenali oleh backpacker lainnya. Dalam novel dikisahkan Bodhi yang baru bertemu pertama kali dengan Tristan Sanders, dan Tristan Sanders sudah mempercayai Bodhi dan mau membantu Bodhi.
Tristan berkata, “Bodhi, my baldy mate, saya tahu kamu bisa menjaga diri. Tapi, kalau ada apa-apa, ingatlah untuk mencari kami-kami ini,” katanya sambil menepuk ransel besar di punggung. Identitas kaumnya. Dia lalu memberikan daftar nama, nomor kontak, alamat e-mail, kafe, dan hotel. Dan saya tahu kamu tidak memiliki cukup uang untuk membeli ini, lanjutnya lagi, tapi kamu harus punya. Tristan menyerahkan sebuah buku: Lonely Planet Thailand'. Travel Survival Kit. (halaman 47) 

Selain itu, ditunjukkan juga saat Bodhi baru pertama kali bertemu dengan seorang backpacker dari Jamaika, Georgy. Georgy mempercayai Bodhi dan menolong Bodhi dengan memberi uang dan menunjukkan jalan.
Kamu sedang dalam kesulitan, Bodhi? Ia setengah bertanya setengah menjawab. Uang saya juga tidak banyak dan perjalananku masih jauh. Saya tidak bisa bantu kamu. Tapi . . . ini. Di dekat gelas tehku, ia meletakkan selembar lima ribu kip. Georgy lalu menunjuk ke arah jendela yang terbuka. Tepatnya, ke sebuah bukit yang karena jauh bersemu biru. Bodhi, kalau kamu berjalan ke arah bukit itu, lalu menyeberangi satu sungai kecil, kamu akan masuk lagi ke Laos. (halaman 114) 

Kesetiakawanan paling kuat dalam novel adalah kesetiakawanan antara Bodhi dan Kell. Kell yang memang dari awal sudah mencari Bodhi karena ikatan batin, menolong Bodhi dalam mengatasi masalahnya. Kell juga yang banyak memberi nasehat kepada Bodhi dan mengarahkan jalan Bodhi. Hubungan antara Bodhi dan Kell sangat erat sampai Bodhi nekat menyeberang ke Laos dengan menempuh bahaya untuk menemukan Kell.


BAB V PENUTUP 
Novel Supernova Episode Akar dianalisis struktur bangunannya dengan menggunakan teori Stanton dan dikaji dimensi sosial komunitas backpacker dengan tinjauan sosiologi sastra. Hasil dari analisis struktur bangunan novel disimpulkan bahwa novel Supernova Episode Akar mengandung tema perjalanan manusia dalam mencapai tujuan hidup, “kesejatian”, atau kebahagiaan hakiki. 

Alur yang digunakan adalah alur campuran antara alur maju dan alur mundur. Tokoh dalam novel adalah Bodhi dengan beberapa tokoh pendukung. Latar dalam novel meliputi banyak negara yaitu: Indonesia, Thailand, Laos, dan Kamboja. Sudut pandang yang digunakan yaitu sudut pandang persona ketiga: “dia” (“dia” mahatahu) dan sudut pandang persona pertama “aku” (“aku” tokoh utama). Ragam bahasa yang digunakan dalam novel adalah ragam bahasa campuran, yaitu bahasa formal, bahasa gaul, dan bahasa asing. Unsur-unsur tersebut membentuk sebuah kesatuan yaitu teks naratif novel. 

Kajian dimensi sosial komunitas backpacker dalam novel Supernova Episode Akar menunjukkan bahwa novel ini banyak mengangkat kehidupan sosial backpacker. Hasil kajian dapat mengungkap dimensi sosial komunitas backpacker tersebut. Kehidupan sosial komunitas backpacker antara lain: (1) penguasaan beberapa bahasa asing, (2) tidak adanya diskriminasi dalam komunitas, dan (3) kesetiakawanan yang tinggi antarsesama backpacker.


DAFTAR PUSTAKA 
Damono, Sapardi Djoko. 1978. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Depdikbud 

Dee. 2003. Supernova Episode Akar. Bandung: Truedee Books 

Nugroho, Andhi. 2007. “Perilaku Sosial Tokoh Utama dalam Prosa Lirik Pengakuan Pariyem Karya Linus Suryadi Agustinus”. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. 

Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 

Raddien. 2010. “Pengertian Backpacker”, (http://raddien.blogspot.com, diakses tanggal 05 Juli 2010) 

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 

Trianingrum, Diah. 2008. “Sikap Hidup Orang Jawa dalam Novel Orang-orang Proyek Karya Ahmad Tohari”. Skripsi. Jurusan Sastra Indonesia. Fakultas Sastra. Universitas Negeri Malang 

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1995. Teori Kesusasteraan (Terjemahan Melani Budianto). Jakarta: Gramedia.


-----------------------------------------------------------------------
Download tulisan:  Dimensi Sosial Komunitas Backpacker dalam Novel Supernova Episode Akar Karya Dewi Lestari: Tinjauan Sosiologi Sastra

DOWNLOAD
-----------------------------------------------------------------------


Sinopsis Novel Supernova Episode Akar Karya Dewi Lestari
Kisah dimulai dengan Gio yang datang ke Bolivia mengunjungi Chaska. Seorang janda yang mempunyai anak bernama Paulo. Paulo adalah sahabat Gio. Gio sudah dianggap seperti anak kandung oleh Chaska. Gio mendapat kabar bahwa Diva hilang di belantara Amazon. 
Gio berencana untuk mencari Diva ke Amazon Sementara di belahan dunia lain, tokoh utama bernama Bodhi memulai kisahnya. Bodhi, yang terlahir yatim piatu, dibesarkan oleh penjaga vihara bernama Guru Liong di daerah Pasuruan, Jawa Timur. Bodhi terbebani oleh kemampuan indra keenamnya yang terlampau kuat sampai-sampai ia frustrasi. 

Dengan berniat mencari “kesejatian” atas takdirnya, Bodhi memilih keluar dari vihara saat usianya menginjak 18 tahun. Petualangannya sebagai backpacker dimulai dari Medan hingga mendaratkannya di Bangkok. Di sana ia dipertemukan dengan Kell, seorang ahli tato. Kell menemui Bodhi dengan membawa sebuah misi yaitu ingin mentato tubuhnya sekali lagi dan yang harus mentatonya adalah Bodhi. 

Kell mengajari Bodhi mentato. Kemudian Bodhi pergi ke Laos untuk mencari ketenangan. Setelah itu ia kembali ke Thailand dan mendapati Kell sudah tidak berada di Thailand lagi. Bodhi bertekad mencari Kell, dan akhirnya Bodhi bertemu dengan Kell di Kamboja. Misi mereka yaitu mentato tubuh Kell untuk terkhir kalinya akhirnya terlaksana. Bodhi kembali ke Indonesia, bergabung dengan komunitas punk yang dipimpin oleh Bong. 

Bodhi melanjutkan profesinya sebagai seniman tato dan penyiar radio gelap. Dalam setiap langkah, Bodhi terus mencari akar asal-usulnya.