Hiroko
adalah seorang gadis desa anak sulung dari keluarga petani miskin. Ibu
kandung Hiroko meninggak saat Hiroko berumur 4 tahun kemudian ayah
Hiroko menikah lagi dan dari ibu tirinya itu Hiroko mempunyai dua adik
laki-laki.
Karena kehidupan Hiroko yang miskin, Hiroko tidak mampu meneruskan
pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi. Hiroko hanya lulusan sekolah
rendah saja.
Suatu hari ayah Hiroko pulang dari ladang bersama seorang tengkulak
namanya Tamura-san. Beliau mengatakan bahwa saudaranya membutuhkan
seorang pembantu rumah tangga. Setelah terjadi kesepakatan bersama
akhirnya beberapa hari kemudian berangkatlah Hiroko dari desanya untuk
bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Hiroko bekerja di rumah pasangan suami istri yang sudah berumur lanjut.
Di sana Hiroko mulai merasakan perbedaan kehidupan antara di desa yang
serba kesusahan dengan kehidupan kota yang memanjakan.
Di keluarga majikannya Hiroko tidak lama bekerja karena kemudian datang
kabar dari desa bahwa neneknya meninggal dunia. Akhirnya Hiroko pun
kembali pulang ke desanya.
Tak terasa sudah sepuluh bulan lamanya Hiroko tinggal di desa, sampai
suatu saat Hiroko bertemu dengan teman lamanya, Tomiko. Tomiko mengajak
Hiroko untuk kembali ke kota karena kata Tomiko di kota sekarang banyak
lapangan kerja membutuhkan pekerja atau pembantu rumah tangga. Dengan
ijin ayahnya berangkatlah Hiroko bersama Tomiko ke kota Pelabuhan Kobe.
Di
sana Hiroko bekerja di rumah keluarga konsul bahasa Perancis. Maka
untuk sementara Hiroko pun tinggal bersama Tomiko. Sampai akhirnya suatu
hari Hiroko mendapat pekerjaan baru, ia bekerja sebagai pembantu rumah
tangga. Majikan Hiroko yang baru adalah pasangan suami istri yang masih
muda, mereka memiliki seorang bayi laki-laki.
Di rumah majikannya yang baru Hiroko mendapat pengalaman baru, Hiroko
mengenal cinta, Hiroko menyukai adik majikannya yang bernama, Sanao. Dan
rupanya Sanao pun begitu dia menyukai Hiroko. Akan tetapi keadaan dan
perbedaan statuslah yang menjadikan jurang pemisah sehingga membuat
mereka tidak bisa menyatukan cintanya. Hingga suatu malam Sanao berhasil
“menyentuh” Hiroko untuk pertama kalinya.
Setelah pengalaman pertamanya dengan Sanao kehidupan Hiroko berubah.
Majikan Hiroko menjadikannya sebagai budak nafsunya. Sampai akhirnya
Hiroko tidak tahan lagi dan memilih untuk keluar dari pekerjaannya.
Hiroko kemudian berhenti bekerja dari rumah majikannya itu dan kembali
bersama Tomiko sahabatnya. Sambil menunggu pekerjaan baru Hiroko
membantu pekerjaan Tomiko di rumah majikannya itu.
Hiroko kembali mendapat pekerjaan, dia diterima bekerja di sebuah toko
besar. Di sana ia bertugas sebagai penerima tamu yang datang ke toko
itu. Walau gajinya kecil Hiroko sangat menyukai pekerjaan yang baru itu.
Suatu waktu Hiroko berkenalan dengan seorang pria bernama, Kishihara
Yukio seorang pria yang berpenghasilan cukup tinggi dan menyukai Hiroko.
Akan tetapi Hiroko tidak begitu menyukainya. Hiroko hanya menyukai
pemberian materinya saja.
Setelah lama bekerja di toko itu Hiroko berhasil mengambil hati salah
seorang atasannya, Nakajima-san namanya. Ia begitu memperhatikan dan
mendorong kemajuan Hiroko dalam bekerja.
Atas saran Nakajima-san Hiroko tinggal di sebuah apartemen kecil di atas
sebuah bar bernama, Manhattan. Di tempat tinggalnya yang baru Hiroko
mengenal kehidupan malam di kotanya. Di sana juga Hiroko berkenalan
dengan Soeprapto mahasiswa asal Indonesia yang tinggal di Jepang, akan
tetapi persahabatannya dengan Soeprapto tidak berjalan lama, karena
Soeprapto harus kembali ke Indonesia.
Setelah lama Soeprapto menghilang, Hiroko mendapat surat undangan yang
isinya meminta Hiroko untuk berkunjung ke Indonesia. Bahkan dalam surat
itu Soeprapto secara langsung berniat untuk mempersunting Hiroko. Namun
Hiroko menolaknya secara halus. Hiroko tetap datang ke Indonesia
memenuhi undangan Soeprapto atas saran Nakajima-san.
Setelah berada di Indonesia, Hiroko diajak berkunjung ke beberapa tempat
wisata. Hiroko begitu mengagumi keramahan bangsa Indonesia dan
keluhuran budayanya. Yang paling membuat Hiroko tertarik adalah
kerajinan kain batik khas Jogja. Hirokopun berniat memperkenalkan corak
kain batik tersebut ke masyarakat Jepang.
Pergaulannya yang luas membuat wawasan pengetahuan Hiroko bertambah
juga. Hingga atas pertimbangan itu pula Nakajima-san mempercayakan
Hiroko untuk mengambil keputusan penting demi kemajuan toko tempat
Hiroko bekerja.
Pada suatu kesempatan Hiroko berkenalan dengan Natsuko, seorang gadis
keluarga kaya. Natsuko yang pendiam begitu percaya pada Hiroko dan
menganggap Hiroko sebagai teman sejatinya.
Keinginan Hiroko untuk mendapatkan segala kesuksesan hidup, menjadikannya menghalalkan segala cara asal tidak mencuri.
Atas dasar itu pula Hiroko menjadi penari kabaret di sebuah klub malam.
Kecantikan dan kemolekan tubuhnya, membuat keberuntungan bagi Hiroko
sehingga menjadi terkenal. Ia dibayar cukup mahal untuk setiap
pertunjukannya.
Dalam suatu pertunjukan tarinya Hiroko berkenalan dengan Yoshida,
seorang pengusaha kapal terkenal di kota Kobe. Yoshida begitu
tergila-gila pada Hiroko sehingga apapun kemauan Hiroko selalu
dipenuhinya. Akan tetapi, hubungan mereka terhalang karena ternyata
Yoshida adalah suami dari Natsuko sahabat sejatinya. Akhirnya, Yoshida
hanya menjadikan Hiroko sebagai wanita simpanan saja tanpa kejelasan
status istri yang sah.
Di akhir cerita Hiroko menjadi pemilik dari bar Mahattan tempat dahulu
ia tinggal. Sebagian besar saham toko tempatnya bekerja pun berhasil
dikuasainya. Bahkan rumah Nakajima-san atasan Hiroko dahulu berhasil
dimilikinya, Yoshida yang membelikan rumah itu untuk bekal Hiroko di
hari tua.
Atas jerih payahnya itu, kini Hiroko berhasil menjadi seorang yang
sukses di kota besar. Dia bisa menyekolahkan dua adik tirinya dan
membiayai kehidupan kedua orang tuanya di desa.
No comments:
Post a Comment