Thursday, March 8, 2012

Resensi Novel Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan Karya Tasaro


Adalah sebuah gebrakan baru di buat oleh Tasaro GK, seorang penulis muda yang kemampuan menulisnya tidak diragukan lagi. Tasaro mencoba menulis kisah Rasulullah SAW dalam sebentuk novel biografi. Dibutuhkan keberanian untuk menoreh kisah Lelaki teragung sepanjang masa dengan perpaduan sastra dan kenyataan, siroh dan khayalan. Memang sudah banyak novel biografi yang telah ditulis, namun untuk ukuran kisah Rasulullah SAW, kekasih Allah bolehkah?

Novel biografi ini kemudian menuai pro dan kontra. Ada yang memberikan apresiasi. Namun, ada juga yang tidak bersepakat. Alasannya, untuk orang awam yang belum mengenal Rasul, mungkin akan terjadi kesulitan dalam membedakan mana cerita rekaan dan yang mana sungguhan, hal tersebut menjadi fatal. Terlebih tidak ditemukan penjelasan tentang yang mana kisah rekaan dan yang mana siroh Rasulullah di bagian mana pun novel tersebut.

Tapi, terlepas dari pro dan kontra tersebut saya pikir Tasaro memiliki alasan yang kuat menulis tentang Rasulullah, sebuah alasan yang sama yang dirasakan semua ummat yang mengenal beliau, rindu dan cinta yang begitu mendalam. Ya Rasul, lumpuh kami karena rindu... Namun, ada baiknya jika Tasaro tetap mempertimbangkan dan memikirkan ulang bagaimana agar para pembaca awam paham betul bahwa Kasva dan Astu hanyalah tokoh selingan, sebuah hasil kreativitas imajinasi. Sedangkan kisah Rasulullah dan para sahabat adalah suatu yang nyata, sebuah sejarah yang akan terus mengabadi yang wajib dijadikan junjungan.

Di lain sisi, tidak dapat pula dipungkiri, Tasaro memiliki cara yang berbeda menggambarkan kisah Rasulullah SAW. Kekayaan majas dan metafora mampu menghadirkan makna dengan daya pikat istimewa. Ditambah dengan pilihan diksi nan indah pada tiap rangkaian kaliamat mampu membuat pembaca terhanyut dalam setiap kisah.

Hadirnya tokoh Kashva dan Astu sebagai tokoh selingan dalam novel ini pada awalnya memang cukup tertarik, terutama dengan diskusi-diskusi filsafat anatra Kashva dan Astu yang begitu menantang. Tentang pencarian serta rasa penasaran Kashva terhadap Himada, sosok pangeran kedamaian yang dijanjikan oleh semua kitab suci di seluruh dunia, termasuk kitabnya, Zardust. Hanya saja, saat khusyu menyelami kisah Rasulullah, tiba-tiba terpotong oleh kisah Kashva yang hadir setelahnya. Rasanya hampir sama jika tontonan sedang berada pada puncak ketegangan, tiba-tiba diselingi iklan.

Rasulullah dengan kisahnya yang telah mengaru biru telah sampai pada bab perang parit yang sungguh memosona, mujisat-mujisat yang membuat tercengang. Saat sebuah batu besar menghalangi proses penggalian parit sebagai benteng pertahanan Madinah dari serbuan kaum kafir. Batu besar itu menghimpit orang Anshar. Orang-orang sudah mencoba memecahkan batunya, Namun hasilnya nihil. Rasulullah akhirnya turun tangan, memecahkan batu besar yang seketika retak disertai berkas cahaya berpendar ke tiga arah, kastil-kastil Yaman dan Suriah, serta istana-istana Khosrou di persia. Sebuah kisah yang penuh ketegangan, namun ketika menoleh pada lembar selanjutnya, kisah diselingi oleh bab tentang pelarian Kashva. Karena penasaran dengan kisah Rasulullah, saya melewati bab itu, mencari lanjutan kisah Rasul, begitu seterusnya.

Dan sungguh tidak ada kisah seindah kisah Rasulullah dan para Sahabat. Tidak ada kisah motivasi yang mampu menandingi kisah motivator sejati, Rasulullah SAW. Tentang cinta, perjuangan, pengorbanan dan semuanya. Terhimpun dalam keihlasan demi menegakkan kalimat Allah SWT. Tentang strategi perang dan pedang dalam sebuah perwujudan cinta. Pilihan Michael H Hart, sungguh obejektif menempatkan Rasulullah pada tingkatan pertama orang paling berpengaruh di dunia. Rasulullah datang, menjungkirbalikkan peradaban jahiliah, menggantikan dengan peradaban Islam yang gilang gemilang selama 1300 abad pada dua pertiga belahan dunia. Walaupun kemudian cahaya tersebut meredup. Namun cahaya itu tidak akan pernah mati, dia akan selalu bersinar seiring kecintaan terhadap Rasullullah SAW dan ketaatan terhadap Allah SWT. Dan Kami tidak mengutus seorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan izin Allah (QS 4:64). Dan jika sunnah Rasul sungguh-sungguh kita implementasikan dengan konsisten. Suatu saat cahaya itu akan kembali memasuki setiap rumah. Menerangi seluruh dunia menjadi Rahmatan lil lamin.Wallahu A'lam.

-------------------------------------------------------------------------
Sumber: http://charaaw.blogspot.com

No comments:

Post a Comment