Tuesday, July 14, 2015

Bahasa Pidgin dan Kreol


Bahasa Pidgin dan Kreol
*Oleh :Sukrisno Santoso, Maret 2010

 
Setiap bahasa digunakan oleh sekelompok orang yang termasuk dalam suatu masyarakat bahasa. Yang termasuk dalam satu masyarakat bahasa adalah mereka yang merasa menggunakan bahasa yang sama. Jadi, kalau disebut masyarakat bahasa Indonesia adalah semua orang yang merasa memiliki dan menggunakan bahasa Indonesia. Yang termasuk anggota masyarakat bahasa Sunda adalah orang-orang yang merasa memiliki dan menggunakan bahasa Sunda. Yang termasuk anggota masyarakat bahasa Madura adalah orang-orang yang merasa memiliki dan menggunakan bahasa Madura. Jadi, bahasa itu bervariasi. (Chaer, 2007: 55)

Dalam masyarakat yang bilingual atau multilingual sebagai akibat adanya kontak bahasa (dan juga kontak budaya), dapat terjadi peristiwa atau kasus yang disebut interferensi, integrasi, alihkode (code-switching), dan campurkode (code-mixing). Penggunaan bahasa sebagai sarana komunikasi tidak saja menyebabkan adanya pengambilan unsur-unsur bahasa yang lain oleh sebuah bahasa (yang menyebabkan terjadinya peristiwa interferensi, integrasi, alihkode dan campurkode), tetapi juga menyebabkan munculnya variasi dalam bentuk unsur bahasa baru yang kemudian membentuk sebuah baru, yaitu bahasa pidgin dan kreol.

Berkaitan dengan adanya variasi, di sini akan dibahas variasi bahasa yang muncul karena keragaman kegiatan interaksi sosial penutur bahasa, yaitu pertama, tentang pengertian bahasa pidgin. Kedua, tentang proses perkembangan bahasa pidgin menjadi bahasa kreol. Dan ketiga, contoh bahasa pidgin dan bahasa kreol di Indonesia

A. Bahasa Pidgin

Bahasa pidgin (pijin) adalah unsur bahasa yang dihasilkan dari kontak bahasa antarbangsa pada tempat tertentu, lazimnya di pantai, muncul dalam komunitas perdagangan. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) pidgin (pijin) adalah pemakaian dua bahasa atau lebih yang dipermudah sebagai alat komunikasi antara pendatang dengan penduduk asli (seperti pijin Inggris di China, pijin Inggris di Papua Nugini).

Pidgin biasa disebut dengan bahasa dagang karena biasanya pidgin muncul ketika seseorang pedagang berinteraksi dengan dua atau lebih pedagang lainnya yang masing-masing memiliki bahasa yang berbeda, karena pedagang-pedagang kebanyakan berasal dari bermacam-macam bangsa dan bahasa. Dalam memperlancar transaksi mereka, mereka menghasilkan unsur bahasa baru yang diadopsi dari setiap bahasa mereka, dan hanya komunitas merekalah yang mengerti bahasa baru tersebut. 


Pidgin adalah bahasa marginal yang muncul untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan komunikasi tertentu di antara orang-orang yang tidak mempunyai bahasa pokok. Pidgin merupakan suatu bahasa sederhana, dan struktur sintaksisnya kurang lengkap dan kurang fleksibel.
 

B. Proses Perkembangan dari Pidgin menjadi Kreol
Bahasa secara keseluruhan dapat berubah. Kadang-kadang perubahan bahasa terjadi dalam waktu singkat sebagai akibat dari kontak antar dua bahasa yang digunakan oleh orang-orang dengan latar belakang bahasa yang berbeda-beda. Dalam kondisi demikian dapat muncul yang namanya pidgin. 


Pidgin biasanya memiliki tatabahasa yang sangat sederhana dengan kosakata dari bahasa yang berbeda-beda sehingga pencampuran unsur-unsur kedua bahasa tersebut menyebabkan adanya bahasa campuran. Sebuah pidgin tidak memiliki penutur bahasa ibu (native speaker). Jika memiliki native speaker maka bahasa ini disebut bahasa kreol. Jadi, kreol adalah perkembangan pidgin yang telah memiliki bahasa induk (bahasa ibu). 

Beberapa bahasa yang dianggap bahasa kreol di Indonesia antara lain adalah bahasa Melayu Ambon dan bahasa Melayu Betawi. Jadi, kreol merupakan akibat dari kontak bahasa juga yang merupakan pengembangan dari pidgin tersebut.

Kreol muncul ketika pidgin menjadi bahasa ibu pada suatu komunitas tertentu. Strukturnya masih menggambarkan struktur pidgin, tetapi disebut kreol karena menjadi bahasa ibu mereka. Pidgin bisa menjadi kreol ketika adanya penutur asing dan digunakan oleh keturunannya yang kemudian dibekukan sebagai bahasa pertama mereka. Ini baru dikatakan kreol apabila bahasa pidgin ini telah berlangsung secara turun-temurun. 


Kreol memiliki penutur lebih banyak dibanding pidgin. Karena kreol berkembang melalui anak-cucunya, dan pidgin hanya merupakan bahasa aslinya. Ketika seseorang menyebut suatu bahasa itu kreol, maka seharusnya terlebih dahulu bahasa tersebut telah terbukti secara historis tentang asal-usulnya. Karena dalam menentukan kreol atau tidaknya, historis suatu bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan memiliki keterkaitan yang sangat erat.
 

Kreolisasi adalah suatu perkembangan linguistik yang terjadi karena dua bahasa melakukan kontak dalam waktu yang lama yang mana penutur pidgin tersebut telah beranak pinak. Begitu seterusnya jika kreol mampu bertahan dan terus berkembanga maka kreol akan bias menjadi bahasa yang lebih besar dan lebih lengkap Contohnya adalah bahasa Sierra Leona di Afrika Barat yang kemudian menjadi bahasa nasional.

Bahasa kreol berkembang dari bahasa pidgin. Pertama-tama, suatu bahasa digunakan sebagai bahasa pertama pada suatu daerah tersebut, kemudian para pemuda, khususnya para pedagang, melakukan kegiatan berinteraksinya dengan cara berdagang. Dari berbagai macam asal-usul para pedagang, apabila mereka berinterkasi dengan negara-negara lain yang memunyai bahasa yang jauh berbeda baik struktural atau fungsional, maka mereka menciptakan suatu bahasa baru dengan mengutip, dan memparafrase dari bahasa-bahasa mereka sendiri yang dimengerti oleh seluruh pedagang yang bersangkutan agar mereka mampu berinteraksi dengan baik. Bahasa pertama pada suatu daerah itu tergantung pada apakah daerah tersebut hasil jajahan, siapakah penjajahnya, dan pengaruh apa yang tertinggal.

Contoh kalimat sehari-hari bahasa kreol Portugis Tugu di kampung Tugu.

  • Yo kere ning kere. ‘Saya suka atau tidak suka.’
  • Santai! ‘Duduklah!’
  • Parki bas cura? ‘Mengapa engkau menangis?’
  • Anda undi bas? ‘Akan ke mana engkau?’
  • Yo nungku catu ‘Saya tidak bingung.’
  • Yo ja sabe. ‘Saya belum tahu.’


DAFTAR PUSTAKA
Asbah. 2009. “Variasi Bahasa dan Faktor Penyebabnya” dalam http://asbahlinguist.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 2 Januari 2010

Chaer, Abdul; Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Pengenalan Awal. Jakarta: Asdi Mahasatya

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa

--------------------------------------------------------------------
Download Artikel: Bahasa Pidgin dan Kreol (pdf)

No comments:

Post a Comment